Kingvoyage Travel Planner: CURUG DAGO

Kamis, 08 Juni 2017

CURUG DAGO

Salah satu situs wisata Bandung yang terlupakan adalah Curug Dago. Curug atau air terjun yang berada di Dago atas ini sebenarnya bisa menjadi objek wisata yang tenang dan nyaman untuk dikunjungi.

Namun, lokasinya yang tersembunyi dari keramaian, membuat curug ini kurang diminati sebagai objek wisata. Bahkan tak jarang warga Bandung sendiri tidak tahu lokasi sebenarnya dari curug terkenal yang juga menyimpan sejarah tentang cikal bakal Bandung ini.

Untuk mencapai lokasi ini sebenarnya sangat mudah, sebab lokasinya tak jauh dari Taman Budaya Bandung yang lebih terkenal dengan Tea House, atau juga dekat dengan kampus Pasca Sarjana/D3 Unpad di Dago. Jika menggunakan sarana angkutan umum, pengunjung bisa menggunakan angkot jurusan Dago dan berhenti sebelum terminal atau jalan menuju Tea House. Dari tempat pemberhentian tersebut, ambil jalan yang ada di arah kanan ikuti jalan tersebut hingga ke depan gerbang Paasca Sarjana Unpad.

Curug Dago, Situs Wisata Bandung Yang Terlupakan

 

Di depan gerbang Pasca Sarjana Unpad ini, ada tangga yang menuju ke bawah. Pengunjung tinggal menuruni titian tangga. Titian tangga ini memang cukup panjang dan sedikit berliku. Hingga tak jarang banyak pengunjug yang merasa kelelahan. Terlebih jika memikirkan arah pulang. Setelah sampai di sebuah jembatan, di situlah keberadaan curug Dago. Di seberang jembatan, ada semacam lapangan yang bisa dijadikan tempat beristirahat. Inilah yang menjadi salah satu situs wisata Bandung yang terlupakan.

Untuk pulang, bisa melalui titian tangga tersebut atau bisa juga mengambil jalan lain yang cenderung datar. Jalan setapak di sebelah kiri sebelum jembatan, bisa disusuri. Melalui jalan ini, pengunjung akan malintasi sekolah alam dagi di Bandung hingga akhirnya keluar dari Dago Pojok, tepat di seberang Hotel Sheraton Bandung.

Apa yang Ada di Curug Dago?

Curug Dago memang tidak seperti curug lain yang memiliki ketinggian puluhan meter. Curug ini mungkin hanya beberapa atau belasan meter saja, dengan warna air yang kecokelat-cokelatan. Namun demikian, keadaan alam di sekitar lokasi masih terbilang asri. Hal tersebut wajar, mengingat curug ini masih bagian dari wilayah konservasi Taman Hutan Raya Ir. H Djuanda.

Dari jembatan, masih ada lagi anak tangga yang menuju ke bawah atau tepian sungai. Di tepian sungai ini, berdiri sebuah bangunan kecil yang melindungi situs bersejarah berupa batu tulis. Konon, batu tulis yang berada di tepian sungai itu, ditoreh pada zaman Padjadjaran.

Sayang, tak ada penjagaan atau pengamanan khusus terhadap situs bersejarah ini. Sehingga bukan tidak mungkin jika ada tangan-tangan jahil yang merusak situs ini. berdasarkan ulasan di atas, jika melihat akses yang cukup sulit dengan kurangnya fasilitas wisata kiranya wajar jika Curug dago dikatakan sebagai situs wisata Bandung yang terlupakan.