Kota Bandung sebagai kota yang (dahulu) dikenal dingin dan sejuk, juga
punya Taman Hutan Raya yang cukup luas terbentang dari Dago hingga ke
Maribaya dan gunung Tangkuban Perahu, alamatnya ada di Kompleks Taman
Hutan Raya Ir. H. Djuanda No. 99 Dago Pakar.
Gerbang masuk yang berfungsi sebagai loket penjualan tiket tampak jelas dari jalan utama, tiket masuknya masih tergolong murah untuk kendaraan roda 4 dikenakan biaya Rp.10.000,-. Setelah melakukan pembayaran dan parkir di area yang cukup luas, pengunjung bisa langsung masuk ke kompleks Taman Hutan Raya.
Terdapat beberapa titik di dalam kompleks hutan raya yang bisa dijadikan tujuan wisata, antara lain:
- Curug Dago & Batu Prasasti Kerajaan Thailand
- Panggung Terbuka
- Kolam PLTA Bengkok
- Monumen Ir. H. Djuanda & Gedung Informasi Taman Hutan Raya
- Taman Bermain
- Goa Jepang
- Goa Belanda
- Curug Lalay
- Curug Omas Maribaya
- Panorama Alam Taman Hutan Raya
- Jogging Track ke Maribaya
Segera setelah memasuki kompleks taman hutan raya kita dapat merasakan perbedaan kualitas udara di sini dan di Kota Bandung. Udara di dalam hutan raya terasa menyegarkan, sejuk dan rindang dengan banyaknya pepohonan. Jadi seminggu sekali ke sini untuk mengganti udara yang ada di paru-paru dengan udara segar selama 30 menit sampai 1 jam bisa jadi metode detoksifikasi racun dalam tubuh, dijamin otak lebih encer, kulit lebih cerah, badan lebih sehat.
Lokasi yang paling dekat dengan pintu masuk adalah Goa Jepang, hanya dengan berjalan beberapa menit menyebrang jalan aspal yang ada di dalam kompleks kita akan sampai di jajaran Goa yang di Bangun oleh Jepang.
Goa Jepang di Tahura Ir. H. Djuanda adalah satu dari puluhan Goa Jepang yang tersebar di seluruh Indonesia yang umumnya dibuat pada tahun 1942 - 1945.
Ketika masa pendudukan Jepang, Kota Bandung merupakan markas salah satu dari tiga Kantor Besar (buncho) di Pulau Jawa.
Bandung juga menjadi tempat pemusatan terbesar tawanan perang mereka, baik tentara Koninklijk Nederlandsch-Indisch Leger/ KNIL (tentara Hindia - Belanda) dan satuan sekutunya, maupun warga sipil.
Pada masa itu, selain memanfaatkan goa buatan Belanda, Jepang juga menambahkan sejumlah goa di kawasan ini. Goa-goa buatan jepang dipergunakan untuk keperluan penyimpanan amunisi, logistik, dan komunikasi radio pada masa perang.
Pada masa Jepang, kawasan Tahura tertutup bagi masyarakat umum. (Sumber: papan informasi Tahura)
Di depan kompleks goa Jepang banyak sekali pemandu wisata yang
menawarkan pemanduan ke dalam Goa Jepang plus senter, dengan biaya
alakadarnya. Alangkah lebih baik jika Balai Pengelolaan Taman Hutan Raya
Ir.H. Djuanda sebagai manajemen yang mengelola, memberikan seragam
khusus dan melakukan training kilat sehingga pemandu-pemandu tersebut
lebih representatif.
Goa peninggalan Belanda dibangun pada awal tahun 1941. Dahulu
dipergunakan untuk terowongan PLTA bengkok. Karena perbukitan Pakar
merupakan kawasan yang sangat menarik bagi strategi militer Hindia
Belanda, lokasinya yang terlindung dan begitu dekat dengan pusat kota
Bandung, maka menjelang perang dunia II pada awal 1941 Militer Hindia
Belanda membangun stasiun Radio Telekomunikasi. Bangunan ini merupakan
jaringan Goa di dalam perbukitan batu pasir tufaan. Saat ini Goa dapat
dimasuki dengan aman. (Sumber: papan informasi Tahura)
Sampai di depan pintu masuk Goa Belanda kita akan berada di pertigaan
yang akan memberikan 2 pilihan, masuk Goa Belanda menembus perbukitan
menuju beberapa air terjun terdekat (-+ 1Km) dan berakhir di Maribaya
atau terus menyusuri jalan setapak -+ 5 Km menuju air terjun, buat yang
tidak terbiasa berjalan sejauh 10Km (pulang pergi 5Km X 2) ada banyak
sekali ojeg yang menawarkan angkutan menuju air terjun.
Jika ingin menikmati kesejukan hutan yang penuh dengan objek wisata yang memiliki panorama alam yang indah. Taman Hutan Raya Juanda merupakan tempat wisata alam yang cocok untuk di kunjungi di Bandung, pengunjung dapat refreshing bersama keluarga tercinta atau bersama – sama teman untuk menjelajahi luasnya Taman Hutan Raya Juanda, tips nya jangan lupa membawa kamera untuk mengabadikan liburan yang indah.
Selamat Menjelajahi pesona Taman Hutan Ir. H. Djuanda ya :)