Pernahkah Anda melihat Masjid Tionghoa
di Bandung ?
Masjid ini maksudnya adalah masjid bergaya Tionghoa. Jarang
bangunan masjid berdiri dengan desain arsitektur Tionghoa. Masjid
Lautze 2 merupakan salah satu diantaranya. Jika kita tidak teliti maka
kita bisa mengira bangunan di pinggiran Jalan Tamblong ini adalah sebuah
klenteng atau toko milik warga etnis Tionghoa. Bangunan ini memang
berada di antara ruko dan tidak terlihat seperti masjid biasa. Hal
inilah yang menjadi keunikan dan kekhasan dari Masjid Lautze.
Masjid Lautze memang sangat bergaya Tionghoa. Bangunan ini memiliki
cat utama berwarna merah, seperti banyak dipakai di bangunan bergaya
Tionghoa. Warna merah dan emas memang banyak dipakai oleh orang Tionghoa
karena dianggap memberikan keberuntungan. Warna merah ini membuat
Masjid Lautze terlihat mencolok dibandingkan dengan bangunan di
sekitarnya. Penanda mencolok lainnya adalah kubah berwarna merah yang
mencirikan bangunan ini adalah sebuah masjid.
Masjid Tionghoa Lautze ini memang didirikan oleh seorang Tionghoa mualaf bernama Oei
Theng Hien. Dia membangun bangunan ini pada tahun 1987. Haji Karim Oei,
panggilan akrabnya, memang menginginkan pusat dan wadah perkumpulan dan
informasi bagi Islam Tionghoa. Dia telah mendirikan Masjid Lautze 1 di
Jalan Lautze No. 89, pada tahun 1991. Bangunan ini awalnya hanya
berfungsi untuk kantor dengan ada ruangan sholat. Ternyata, banyak warga
sekitar yang ikut sholat berjamaah di tempat ini. Akhirnya bangunan ini
dijadikan masjid dan dinamakan Lautze, sesuai dengan nama jalannya.
Bangunan Majid Lautze 2 sendiri didesain dengan perpaduan gaya
Tionghoa dan masjid pada umumnya. Masjid ini didirikan di Jalan Tamblong
karena berada di pusat kota dan mudah dijangkau. Bangunan ini juga
berada di pinggir jalan sehingga nampak oleh para pengendara. Bangunan
ini menggabungkan gaya Tionghoa, terlihat dari ornamen lampu, tangga,
dan interior, serta gaya masjid pribumi. Warna merah memang sengaja
dipakai agar warga Tionghoa muslim merasa lekat dengan budayanya.
Diharapkan para mualaf Tionghoa tidak canggung untuk mendatangi masjid
yang sesuai dengan budayanya.
Walau memiliki nuansa Tionghoa yang khas, namun Masjid Lautze 2 ini
terbuka untuk umum. Masjid memang tidak memiliki batasan jamaah dan
selalu terbuka bagi siapa saja. Pengurus masjid juga tidak hanya dari
etnis Tionghoa, namun juga diisi oleh banyak warga sekitar yang asli
Sunda.
Pada hari besar Islam, Masjid Tionghoa
juga selalu ramai. Apalagi saat bulan Ramadhan tiba. Masjid ini selalu
diramaikan dengan jamaah yang datang dari sekitar atau para muslim
Tionghoa dari penjuru Bandung. Masjid Lautze 2 menunjukkan keragaman dan
keunikan umat beragama di Indonesia.
Selamat Berkunjung ya :)