Bandung oh Bandung, memang tak ada habisnya jika membicarakan tentang kota yang satu ini. Banyak yang dapat Anda temui dan pelajari dari kota ini, salah satunya ialah sejarah/history. Nah, disinilah perjuangan kemerdekaan nusantara
hadir melalui berbagai peristiwa seperti Bandung lautan api dan Konferensi Asia Afrika (KAA) yang dihadiri puluhan negara. Anda dapat
melihat lagi kejadian itu melalui bangunan yang hingga kini masih
lestari.
Bandung adalah kota yang dibangun sebagai pusat Hindia Belanda di Jawa
Barat. Kota yang letaknya berada di tengah-tengah pegunungan ini
dianggap sebagai lokasi strategis untuk aktivitas pemerintahan. Bandung
mulai dijadikan sebagai kawasan pemukiman sejak pemerintahan Gubernur
Jenderal Herman Willem Daendels menerbitkan Surat Keputusan tanggal 25
September 1810 tentang Pembangunan Sarana dan Prasarana untuk kawasan
ini. Kini tanggal tersebut diabadikan sebagai hari jadi kota Bandung.
Pada masa perang kemerdekaan, tepatnya 24 maret 1946 sebagian kota ini
dibakar oleh pejuang Indonesia sebagai bagian dari strategi perang. Kita
mengenalnya sebagai peristiwa ‘Bandung lautan api’ yang diceritakan
kembali dalam lagu berjudul ‘Halo-halo Bandung’. Oleh karena peristiwa
itu maka Bandung ditinggalkan oleh sebagian penduduknya yang mengungsi
ke daerah lain. Heroiknya kejadian ini tergambar dengan jelas di Monumen Bandung Lautan Api. Bangunan ini berada di kawasan Tegallega dan
menjadi monumen tertinggi di Bandung. Untuk mencapai lokasi ini Anda
bisa menggunakan angkutan umum jurusan Cibaduyut – Karang Setra
(Cibaduyut – Kebon Kalapa) berwarna kuning.
Tempat bersejarah lainnya yang dapat Anda kunjungi saat liburan ke kota kembang ini adalah Gedung Merdeka yang dahulu bernama Concordia. Gedung
yang menjadi tempat pertama kalinya helatan Konferensi Asia Afrika pada
18 April 1955 ini terletak di Jl. Asia-Afrika atau berseberangan
dengan Hotel Savoy Homann. Pada 19 – 24 April 2005 Gedung Merdeka
kembali menjadi tuan rumah KTT Asia Afrika. Gedung Merdeka dapat dicapai
dengan cara menggunakan bus Damri, taksi atau kendaraan pribadi.
Anda juga dapat mengunjungi Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat (MPRJB) yang terletak di kawasan terbuka sisi utara Gedung Sate. Lokasi
tersebut selain bergaris lurus dengan Gedung Sate juga dengan Lapangan
Gasibu dan gedung DPRD. Jika diteruskan maka kawasan ini akan terhubung
dengan Gunung Tangkuban Perahu.
MPRJB merupakan simbol pengabdian nilai-nilai kebudayaan dan warisan
nilai perjuangan rakyat Jawa Barat kepada generasi mendatang. Monumen
ini dirancang oleh arsitek asli Bandung yakni Slamet Wirasonjaya dan
perupa Sunaryo. Pembangunannya dimulai pada tahun 1991 secara bertahap
dan selesai pada 1995. Luas lahannya sekitar 72.040 meter persegi dengan
luas bangunan 2.143 meter persegi. Ingin melihat dari dekat Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat ? Naiklah angkutan kota jurusan caringin –
sadang serang yang berwarna biru muda-hijau.
Selama liburan disini Anda dapat menginap di hotel Grand Preanger, hotel Savoy Homan dan hotel Naripan.
Bagaimana ? Menarik bukan ? :)