Salah satu hal yang membuat menarik kota Bandung adalah keindahan bangunan-bangunan peninggalan jaman Belanda atau yang dikenal juga dengan sebutan heritage buildings.
Senang rasanya mengamati gedung-gedung megah berasitektur art deco di tengah bangunan modern bergaya minimalis yang kian berjejalan memadati kota Bandung.
Jika dihitung, kota Bandung memiliki sekitar 600 heritage buildings. Namun, karena tak mungkin menuliskan ke-600-nya dalam satu post, berikut kami sajikan sepuluh heritage buildings di Bandung :
1. HOTEL SAVOY HOMANN BIDAKARA
Nama hotel yang berada di Jl Asia Afrika 61 ini diambil dari pendirinya, yaitu Mr. A. Homann, seorang berkebangsaan Jerman yang membuka hotel tersebut pada 1871-1872.
Setelah Mr A. Homann meninggal, pimpinan perusahaan lalu diambil alih oleh istrinya. Istrinya lalu mengadakan perubahan dengan mendirikan bangunan baru yang menghadap ke Jalan Asia Afrika dengan nama Savoy.
Pada tahun 1938, pemilik barunya yaitu Mr. F.J.A Van Es meminta A.F Aalbers untuk mendesain ulang bangunan hotel ini dengan gaya modern fungsional art deco geometric. Pada Konferensi Asia Afrika tahun 1955, hotel ini pun menjadi tempat bermalam para peserta Konferensi. Sejak tahun 2000, Hotel Savoy Homann berpindah tangan ke Grup Bidakara dan namanya menjadi Hotel Savoy Homann Bidakara.
2. GRAND HOTEL PREANGER
Pada tahun 1879, seorang Belanda bernama WHC Van Deertekom mengambil alih sebuah toko yang bangkrut di daerah Groote Postweg (kini Jalan Asia Afrika) dan merenovasinya menjadi sebuah hotel yang dinamakan Hotel Preanger. Arsitektur awalnya adalah Indische Empire.
Nama Preanger bersumber dari kata Preangerplanters. Preangerplanters adalah julukan bagi para pengusaha perkebunan bangsa Belanda di Priangan.
Namun pada tahun 1920-an, Hotel Preanger ini kemudian dibongkar dan didirikanlah bangunan baru dengan gaya arsitektur art deco geometric, hasil rancangan C.P. Wolff Schoemaker dan juru gambar Ir. Soekarno. Grand Hotel Preanger berlokasi di Jl Asia Afrika No 81, Bandung.
3. GEREJA KATEDRAF ST PETRUS
Gereja Katedral Bandung merupakan salah satu karya masterpiece C.P. Wolff Schoemaker. Dibangun sepanjang tahun 1921 dengan gaya arsitektur neo gothic.
Awalnya, Gereja Santo Petrus ini dibangun karena Gereja St Franciscus Regis tak lagi bisa memuat jemaat yang semakin banyak. Lalu dipilihlah lahan bekas peternakan di sebelah Timur Gereja St Franciscus Regis, di Merpikaweg (kini Jalan Merdeka).
Jika kita melihat dari atas, bangunan seluas 785 meter persegi ini memiliki bentuk salib yang simetris. Gereja Katedral St Petrus berada di Jalan Merdeka No 14.
4. GEDUNG BANK INDONESIA
Bangunan yang terletak di Jalan Braga No 108, Bandung ini dulunya merupakan Javasche Bank.
Gedung yang diambil alih menjadi Bank Indonesia pada tahun 1953 ini dibangun oleh arsitek Hulswit, Fermont, dan Edward Cuypers dengan gaya arsitektur neo-klasik.
Gedung yang selesai dibangun pada tahun 1918 ini merupakan bangunan dengan konstruksi beton bertulang pertama yang dibangun di Bandung.
Hingga hari ini, gedung ex-Javasche Bank ini sudah beberapa kali mengalami renovasi. Sangat disayangkan karena ada beberapa bagian interior gedung dan beberapa ornamen tidak dipertahankan sesuai kondisi aslinya.
5. VILLA MERAH
Dinamakan Vila Merah karena gedung ini dibangun dari bata merah tanpa plesteran ataupun cat.
Vila Merah juga didesain oleh C.P.Wolff Schoemaker pada tahun 1922 dengan gaya arsitektur art deco.
Vila Merah terletak di sebelah Insitut Teknologi Bandung (ITB) di Jalan Taman Sari 78.
Awalnya, pada tahun 1968 di Vila Merah didirikan Bimbingan Belajar Vila Merah oleh Mahasiswa dan Alumni ITB. Namun kini Vila Merah sudah beralih fungsi untuk keperluan ITB.
6. GEDUNG KANTOR POS / MUSEUM POS INDONESIA
Gedung yang berlokasi di Jalan Cilaki 73, Bandung ini dibangun oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1920 dan dibuka pada tahun 1931.
Gedung ini dirancang oleh Ir. J. Berger dan Leutdsgebouwdienst dengan gaya arsitektur Italia masa Renaissance.
Di dalam museum ini kita dapat melihat benda-benda pos selama masa lima
pemerintahan, mulai dari masa pemerintah Belanda hingga masa
Kemerdekaan Indonesia.
Setelah perusahaan pos berganti nama menjadi PT
Pos Indonesia, museum ini pun berubah nama menjadi Museum Pos Indonesia.
7. DAKKEN COFFE AND STEAK
Café yang berlokasi di daerah Riau, tepatnya di Jl R.E Martadinata No 67, Bandung ini menempati sebuah bangunan dengan arsitektur khas kolonial Belanda.
Bangunan itu sendiri merupakan bekas rumah tinggal yang dibangun pada tahun 1930-an. Café yang beroperasi sejak tahun 1999 ini menawarkan berbagai menu khas Eropa.
Pada tahun 2011, Dakken Coffee and Steak menerima Heritage Award sebagai salah satu bangunan cagar budaya yang dianggap telah melakukan usaha pelestarian dan pengembangan kawasan budaya dengan baik dan sesuai prinsip pelestarian.
8. RESTORAN INDISCHETAFEL
Restoran Indischetafel yang terletak di Jalan Sumatera No 19, Bandung ini melabelkan diri sebagai resto museum yang pertama di Indonesia.
Restoran yang buka sejak tahun 2009 ini menyajikan hidangan dan konsep yang khas perpaduan antara Indonesia dan Belanda.
Restoran ini menempati sebuah bangunan tua bekas rumah jaman Belanda. Pada tahun 2011, sama seperti Dakken Coffee and Steak, Restoran Indischetafel pun menerima Heritage Award.
9.GEREJA BETHEL
Satu lagi karya dari C.P.Wolff Schoemaker. Berlokasi di Jalan Wastukancana No 1, Bandung,
gereja ini mulai dibangun pada tahun 1924 dan diresmikan pada 1 Maret
1925.
Schoemaker menyempurnakan ide pendeta Ds JA Tydeman (pendeta
keempat yang ditugaskan di Bandung) untuk memugar rumah ibadat lama
menjadi gedung gereja baru.
Masyarakat pun menyebut gereja ini sebagai
Gereja Baru (De Niewe Kerk). Nama Bethel sendiri baru dipakai
pada tahun 1964. Tidak ada salib di atas menaranya.
Di atas pintu
masuknya yang besar dan melengkung, terdapat tulisan latin yang
menyatakan rumah ini adalah persembahan bagi Tuhan.